Minggu, 08 Agustus 2010

sebuah perjalanan

Kita datang
Dengan senyum yang mengembang
Kita pergi
Dengan rindu yang mendera
Kita bertemu
Menjadi satu dalam satu tujuan
Kita berpisah
Menjadi satu kenangan tak terlupakan
Itulah sebuah perjalanan
Ketika kita bersama
Setiap kisah kita sulam menjadi sebuah cerita
Tawa adalah bahagia kita bersama
Tangis adalah duka kita bersama
Asa menjadi derap langkah
Aral sebagai pelecut jiwa
Kali kutertatih kau topang langkahku
Kali kuterjatuh kau raih tanganku
Itulah kita
Bagai rangkaian warna pelangi
Aku biru engkau merah
Aku jingga engkau hijau
Berbeda, tapi kita selalu memberi warna
Bumi yang kita pijak
Langit yang kita junjung
Adalah saksi kita semua bersama
Terimakasih indah yang tercerna
Terimakasih baris puisi sabda tangis
Keluh rindu, beban tawa kenangan
Kita bertemu
Kita berpisah
Untukmu bagian hati
Inilah temali jari jemari
Engkau jauh dimata dekat dihati
Sahabat, kita dalam sebuah perjalanan

Rabu, 04 Agustus 2010

kekasihku adalah


Persemian cinta dari cahaya
datang dari rembulan
dan bersemayam ditaman yang penuh mawar dan melati
tak jenuh kuterawang walau dalam kelam
tegar bersandingan walau menghantam karang
ia dera tangisnya dalam doa bukan dalam sesal
tatap mesranya adalah pilur embun pagi
dekap hangatnya adalah damba raja hati
kekasihku adalah
cinta sejati anugerah Illahi
dimana
disisinya aku adalah raja
berlerai tangan menutur hidup dalam buai kasih sayang
disisinya aku adalah teman
yang sejatinya membawa ia dalam tentram
disisinya aku adalah imam
ia juga pembuka jalan menuju pelataran surga
kekasihku adalah
bidadari setia shaliha buah dari doa setulus suci
harta termulia yang kubawa didunia
istana kami adalah gubuk kecil ditemarami lilin kecil
tapi kami bahagia dalam kesakinahan
harta kami adalah kasih dan cinta
hiasan dinding istana kami adalah syukur pada Illahi
kekasihku adalah
rendah hati bertutur pekerti
mulia jiwa pelita sunyi
permata dan mutiara dari samudra sejagat raya
yang elok terbaring dalam senyum yang sejahtera
ialah kekasihku
kekasih bersama didunia dan membawa jalan ke surga

gerimis tinggal sehari


dalam pertikaian hatiku
menanti rembulan yang kepenatan
sesuatu yang harusnya tak kutunggu
karena kuhancur dalam iba
bukan dalam tangis haru
adalah kemenanganmu wahai hujan
kau luluh lantakkan embun bening dilembar hijau hatiku
ternyata nyana gerimis ini tinggal sekali ini
beriku sedikit gelisah
lalu menebar tawa dihampar padang
dibawah kemuning matahari
melupakan tetes air dalam separuh tempurung
sisa gerimis pagi tadi

berharap maaf

Ujar kita adalah sembilu
Yang memberi perih rintih pilu
Yang melupakan betapa indah syair lagu
Tentang indah asri kasih sayang
Maka diri ini satu bagian itu
Membawa kata dalam amarah
Mengubah romantis menjadi sisnis
Bila mana kutebar luka dihatimu
Kuberharap maaf
Untuk semua perih yang kau penat dalam dada
Akuilah ku insan biasa tak bersisa
Seperti caci yang pernah kuterima
Seperti kelam masa tersedihku
Bermanja dalam ruang yang bernama sedih
Kupun akui
Kusisa dari semua luka
Mana kala kutak berbatin
Dan bersahabat dengan egois
Kulupa bongkah indah yang kau beri
Kulupa peluk hangatmu dirusukku
Kuberharap maaf
Kuingin kutenang memejam mata
Tak memendam sisa kesal
Dan maaf itu yang kau beri
Senyum terindah bidadari surga

Selasa, 03 Agustus 2010

badai matahari

http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/08/03/brk,20100803-268275,id.html

aku tak ingin

Sungguh kutakkan pernah ingin
melukai hati seorangpun
hatimu
hati dia
hatiku
berperasa bila tercabik terluka
aku tak ingin
sekalipun kuingin
merajam hati seorang karena sisa luka
tapi ku bukan hantu dikerajaan cinta
sukmaku melebur dalam bara
air tangis yang meleruh jiwa
patutku kuterima luka
jika itu yang teringin kau beri
mungkin
dikehidupan laluku
bekas abu abuku yang mengkelam hatimu
maka kupatutkan diri menjadi buah karma
padahal
ku tak pernah ingin
meluka hati seorangpun
hatimu hati dia
hatiku
adalah daging yang membisu
peraduan pilu