Tempias di jendela membangunkanku
Yang terbaring di balai sepi
Menanti bulan turun dari peraduannya
Menggantikan sang surya menerang alam
Titik gerimis mulai mereda
Bintang – bintang mulai menabur kerlip
Tersembul bulanku di balik awan
Tersenyum simpul sampaikan salam damai dari angkasa
Ia memang tak mampu bicara
Tapi ia lebih tahu kejujuran hati
Seperti delik hati yang tak mungkin berpungkir
Karena singgasananya di tangan Illahi
Garis lukis yang sempurna
Desir angin dan guguran daun kering
Menambah tak ada batasnya kuasa Tuhan
Seperti letaknya rembulan di tengah kelam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar